Tuesday, October 3, 2017

Materi tentang Virtual Private Network Lengkap

Virtual Private Network
2.1              Pengertian Virtual Private Network (VPN)
       Jika dibahas dari masing-masing kata VPN, yaitu : Virtual, Private dan Network, maka akan diperoleh arti sebagai berikut :
1.      Virtual
a)      Sumber daya jaringan yang digunakan, merupakan bagian dari sumber daya umum yang digunakan bersama.
b)      Bukan suatu hubungan physical dedicated pada struktur jaringan.
2.      Private
a)      Kebebasan dalam addressing dan routingtopological isolation
b)      Keamanan data (authentication, encryption, integrity)
3.      Network
Sekumpulan alat-alat jaringan yang saling berkomunikasi satu dengan yang lain melalui beberapa metode arbitrary (berubah-ubah).

       Sedangkan pengertian dari Virtual Networking dan Private Networking, yaitu :
1.      Virtual Networking
Menciptakan tunnel dalam jaringan yang tidak harus direct. Sebuah terowongan diciptakan melalui jaringan publik seperti Internet. Jadi seolah-olah ada hubungan point-to-point dengan data yang dienkapsulasi.
2.      Private Networking
Data yang dikirimkan terenkripsi, sehingga tetap rahasia meskipun melalui jaringan publik.


       Dapat disimpulkan bahwa Virtual Private Network adalah suatu jaringan privat yang dibangun pada suatu infrastruktur jaringan publik, contohnya internet yang keamanan datanya terjamin. 

       Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi yang memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan publik dan menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara tersebut maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya berada didalam LAN itu sendiri, walaupun sebenarnya menggunakan jaringan milik publik.
       Dari cara pandang jaringan, salah satu masalah jaringan internet (IP publik) adalah tidak mempunyai dukungan yang baik terhadap keamanan. Sedangkan dari cara pandang perusahaan, IP adalah kebutuhan dasar untuk melakukan pertukaran data antara kantor cabang atau dengan rekanan perusahaan. VPN muncul untuk mengatasi persoalan tersebut. Sebuah jaringan perusahaan yang menggunakan infrastruktur IP untuk berhubungan dengan kantor cabangnya dengan cara pengalamatan secara private dengan melakukan pengamanan terhadap transmisi paket data.


2.2              Fungsi VPN
      Teknologi VPN menyediakan tiga fungsi utama untuk penggunanya. Ketiga fungsi utama tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Confidentially (Kerahasiaan)
Dengan digunakannnya jaringan publik yang rawan pencurian data, maka teknologi VPN menggunakan sistem kerja dengan cara mengenkripsi semua data yang lewat melauinya. Dengan adanya teknologi enkripsi tersebut, maka kerahasiaan data dapat lebih terjaga. Walaupun ada pihak yang dapat menyadap data yang melewati internet bahkan jalur VPN itu sendiri, namun belum tentu dapat membaca data tersebut, karena data tersebut telah teracak. Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun orang yang dapat mengakses dan membaca isi jaringan data dengan mudah.
2.      Data Intergrity (Keutuhan Data)
Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah berjalan sangat jauh melintasi berbagai negara. Pada saat perjalanan tersebut, berbagai gangguan dapat terjadi terhadap isinya, baik hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh orang yang tidak seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi yang dapat menjaga keutuhan data mulai dari data dikirim hingga data sampai di tempat tujuan.
3.      Origin Authentication (Autentikasi Sumber)
Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan melakukan pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil informasi dari sumber datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan disetujui apabila proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN menjamin semua data yang dikirim dan diterima berasal dari sumber yang seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau dikirim oleh pihak-pihak lain.

2.3              Jenis-jenis VPN
1.      Remote VPN
Jenis VPN ini ditujukan pada pengguna yang ingin mengakses jaringan pusat dari tempat yang berada di luar area pusat data dimana user dapat data perusahaan kapanpun dan dimanapun berada contohnya penyelia suatu perusahaan yang dilengkapi laptop untuk mengakses informasi di kantor pusat. Kunci dari jenis komunikasi ini adalah fleksibilitas dan biasanya bandwidth dan performance tidak menjadi isu yang begitu penting.
2.      Intranet VPN
VPN jenis ini diimplementasikan pada infrastruktur jaringan diperusahaan yang memiliki beberapa lokasi gedung berbeda, biasanya digunakan untuk menghubungkan kantor kantor cabang dengan kantor pusat suatu perusahaan. Jenis VPN ini harus benar-benar aman dan memenuhi standar performansi dan kebutuhan bandwidth dengan persyaratan yang ketat.
3.      Extranet VPN
Pada jenis komunikasi ini, VPN menggunakan Internet sebagai backbone utama. Biasanya VPN jenis ini ditujukan untuk skala komunikasi yang lebih luas melibatkan banyak pengguna dan kantor cabang yang tersebar.

2.4              Inti Teknologi VPN
       Inti dari teknologi Virtual Private Network adalah tunneling, dimana data atau paket dienkapsulasi untuk kemudian dikirim melalui media internet yang disebut tunnel. Ketika paket sampai di lokasi tujuan paket tersebut kemudian didekapsulasi untuk dikembalikan lagi kedalam format aslinya.
       Teknologi tunneling merupakan teknologi yang bertugas untuk manangani dan menyediakan koneksi point-to-point dari sumber ke tujuannya. Disebut tunnel karena koneksi point-to-point tersebut sebenarnya terbentuk dengan melintasi jaringan umum, namun koneksi tersebut tidak mempedulikan paket-paket data milik orang lain yang sama-sama melintasi jaringan umum tersebut, tetapi koneksi tersebut hanya melayani transportasi data dari pembuatnya. Hal ini sama dengan seperti penggunaan jalur busway yang pada dasarnya menggunakan jalan raya, tetapi dia membuat jalur sendiri untuk dapat dilalui bus khusus.
       Koneksi point-to-point ini sesungguhnya tidak benar-benar ada, namun data yang dihantarkannya terlihat seperti benar-benar melewati koneksi pribadi yang bersifat point-to-point.
       Teknologi ini dapat dibuat di atas jaringan dengan pengaturan IP Addressing dan IP Routing yang sudah matang. Maksudnya, antara sumber tunnel dengan tujuan tunnel telah dapat saling berkomunikasi melalui jaringan dengan pengalamatan IP. Apabila komunikasi antara sumber dan tujuan dari tunnel tidak dapat berjalan dengan baik, maka tunnel tersebut tidak akan terbentuk dan VPN pun tidak dapat dibangun.
       Apabila tunnel tersebut telah terbentuk, maka koneksi point-to-point palsu tersebut dapat langsung digunakan untuk mengirim dan menerima data. Namun, di dalam teknologi VPN, tunnel tidak dibiarkan begitu saja tanpa diberikan sistem keamanan tambahan. Tunnel dilengkapi dengan sebuah sistem enkripsi untuk menjaga data-data yang melewati tunnel tersebut. Proses enkripsi inilah yang menjadikan teknologi VPN menjadi bersifat pribadi.
       Dengan tunneling, antara kedua segmen VPN dapat berkomunikasi satu dengan yang lain menggunakan protokol tunneling yang sama, dan sebuah tunnel dibuat khusus sehingga paket data dapat dikirim melalui internet. Penerapan enkripsi pada VPN, membuat data-data rahasia perusahaan tidak terlihat transparan oleh sniffer.

2.5              Protokol VPN
1.      Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP)
       PPTP merupakan protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan transfer data dari remote client ke server pribadi perusahaan dengan membuat sebuah VPN melalui TCP/IP.
       Teknologi jaringan PPTP merupakan pengembangan dari remote access Point-to-Point protocol yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). PPTP merupakan protokol jaringan yang merubah paket PPP menjadi IP data grams agar dapat ditransmisikan melalui intenet. PPTP juga dapat digunakan pada jaringan private LAN-to-LAN.
       PPTP terdapat sejak dalam sistem operasi Windows NT server dan Windows NT Workstation versi 4.0. Komputer yang berjalan dengan sistem operasi tersebut dapat menggunakan protokol PPTP dengan aman untuk terhubung dengan private network sebagai klien dengan remote access melalui internet. PPTP juga dapat digunakan oleh komputer yang terhubung dengan LAN untuk membuat VPN melalui LAN.
       Fasilitas utama dari penggunaan PPTP adalah dapat digunakannya public-switched telephone network (PSTNs) untuk membangun VPN. Pembangunan PPTP yang mudah dan berbiaya murah untuk digunakan secara luas, menjadi solusi untuk remote users dan mobile users karena PPTP memberikan keamanan dan enkripsi komunikasi melalui PSTN ataupun internet.
       Umumnya terdapat tiga komputer yang diperlukan untuk membangun PPTP, yaitu sebagai berikut.
a)      Klien PPTP
b)      Network access server (NAS)
c)      Server PPTP
       Akan tetapi tidak diperlukan network access server dalam membuat PPTP tunnel saat menggunakan klien PPTP yang terhubung dengan LAN untuk dapat terhubung dengan server PPTP yang terhubung pada LAN yang sama.
2.        Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)
       L2TP adalah tunneling protocol yang memadukan dua buah tunneling protokol yaitu L2F (Layer 2 Forwarding) milik cisco dan PPTP milik Microsoft. L2TP biasa digunakan dalam membuat Virtual Private Dial Network (VPDN) yang dapat bekerja membawa semua jenis protokol komunikasi didalamnya. Umumnya L2TP menggunakan port 1702 dengan protocol UDP untuk mengirimkan L2TP encapsulated PPP frames sebagai data yang di tunnel.

Gambar 2.5.  Perangkat L2TP
Perangkat dasar L2TP :
1.      Remote Client
Suatu end system atau router pada jaringan remote access (mis dial-up client).
2.      L2TP Access Concentrator (LAC)
Sistem yang berada disalah satu ujung tunnel L2TP dan merupakan peer ke LNS. Berada pada sisi remote client/ ISP. Sebagai pemrakarsa incoming call dan penerima outgoing call.
3.      L2TP Network Server (LNS)
Sistem yang berada disalah satu ujung tunnel L2TP dan merupakan peer ke LAC. Berada pada sisi jaringan korporat. Sebagai pemrakarsa outgoing call dan penerima incoming call.
4.      Network Access Server (NAS)
NAS dapat berlaku seperti LAC atau LNS atau kedua-duanya.

2.6              IPSecurity
       Ipsec merupakan tunneling protocol yang bekerja pada layer 3. IPSec menyediakan layanan sekuritas pada IP layer dengan mengizinkan system untuk memilih protocol keamanan yang diperlukan, memperkirakan algoritma apa yang akan digunakan pada layanan, dan menempatkan kunci kriptografi yang diperlukan untuk menyediakan layanan yang diminta.
       IPSec menyediakan layanan-layanan keamanan tersebut dengan menggunakan sebuah metode pengamanan yang bernama Internet Key Exchange (IKE). IKE bertugas untuk menangani protokol yang bernegosiasi dan algoritma pengamanan yang diciptakan berdasarkan dari policy yang diterapkan. Dan pada akhirnya IKE akan menghasilkan sebuah system enkripsi dan kunci pengamanannya yang akan digunakan untuk autentikasi yang digunakan pada system IPSec ini.

       IPSec bekerja dengan tiga cara, yaitu:
1.      Network-to-network
2.      Host-to-network
3.      Host-to-host

Gambar 2.6.  Network-to-network dan Host-to-network

      Protokol yang berjalan dibelakang IPSec adalah:
1.      AH (Authentication Header), menyediakan layanan authentication (menyatakan bahwa data yang dikirim berasal dari pengirim yang benar), intregrity (keaslian data), dan replay protection (transaksi hanya dilakukan sekali, kecuali yang berwenang telah mengizinkan), juga melakukan pengamanan terhadap IP header (header compression).
2.      ESP (Encapsulated Security Payload), menyediakan layanan authentication, intregity, replay protection, dan confidentiality (keamanan terjaga) terhadap data. ESP melakukan pengamanan data terhadap segala sesuatu dalam paket data setelah header.

      Kelebihan mengapa IPSec menjadi standar, yaitu :
1.      Confidentiality, untuk meyakinkan bahwa sulit untuk orang lain tetapi dapat dimengerti oleh penerima yang sah bahwa data telah dikirimkan.
2.   Integrity, untuk menjamin bahwa data tidak berubah dalam perjalan menuju tujuan.
3.   Authenticity, untuk menandai bahwa data yang dikirimkan memang berasal dari pengirim yang benar.
4.  Anti Replay, untuk meyakinkan bahwa transaksi hanya dilakukan sekali, kecuali yang berwenang telah mengizinkan untuk mengulang.