Tuesday, October 3, 2017

Konfigurasi Dynamic Routing RIP winbox

 DYNAMIC ROUTING RIP
KONFIGURASI DYNAMIC ROUTING RIP
DENGAN MIKROTIK MIKROTIK


A.    Tujuan Pembelajaran
1.      Memahami cara kerja dynamic routing
2.      Memahami cara kerja protokol routing RIP
3.      Mampu mengkonfigurasi dynamic routing  pada mikrotik

B.     Dasar Teori
1.     Definisi Routing
Routing  sebuah mekanisme yg digunakan utk mengarahkan dan menentukan jaluryg akan dilewati paket dari satu device ke device yg berada di jaringalain.
Switching  perpindahapakedarsatu interface ke interface lain.
Router merekomendasikan tentang jalur yg digunakautk melewatkapaketberdasarkan informasi yg terdapat dlm tabel routing

2.     Definisi Dynamic Routing
Pengisian & pemeliharaan tabel routing tdk dilakukan secara manual olehadmin Router saling bertukar informasi routing agar dpt mengetahui alamattujuan dan menerima tabel routing
Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan. Untuk mempresentasikan jarak dynamic routing menggunakan metric
Parameter-parameter untuk menghasilkan nilai metric:
Hop count  berdasar banyaknya router yang dilewati
Ticks waktu yg diperlukan dgn satuan ticks
Cost  berdasar perbandingan sebuah nilai patokan standar dgn BW yg tersedia
Composite metric  berdasar hasil perhitungan dari parameter-parameter:
     Bandwidth
     Delay
     Load
     Reliability
     MTU (Maximum Transmit Unit)
Konsep2 protokol routing:
    Konsep distance vector
    Konsep link state
    Konsep hybrid

3.     Proses Distance Vector
Pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling bertukarinformasi routing dengan router yang terhubung langsung,  Proses pertukaraninformasi dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.

4.     Proses Pembentukan Tabel Routing
·      Mula-mula tabel routing yang dimiliki masing-masing router akan berisiinformasi alamat jaringan yg terhubung langsung dgn router tersebut
·      Secara periodik masing-masing router akan saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap (converged)
·      Jika terjadi perubahan topologi jar. Router akan segera update informasirouting
·      Proses update tiap-tiap router dilakukan secara bertahap
·      Router yang lokasinya jauh akan lebih lama menerima informasi perubahan jaringan yang telah terjadi di suatu lokasi
·      Terjadi masalah routing loop  menghabiskan BW & menambah beban router untuk pekerjaan yang tidaberguna.

5.     RIP
RIP routing merupakan salah satu distance vector routing. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas secara umum tentang pemahaman routing. Kali ini kita bahas sedikit lebih focus pada RIP routing.
RIP routing dan protocol routing distance vector lainnya melakukan advertise informasi routing dengan jalan mengirim routing update keluar melalui interface pada router. informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metric. Metric mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective router tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut.
Routing Update
Semua router yang menerima salinan routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing table nya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil).
Gambar dibawah ini menunjukkan dasar konsep distance vector routing update dengan hasil route yang dipelajarinya.
Dalam gambar diatas, router A melakukan advertise route (yang hanya berisi informasi subnet dan metric saja) kepada subnet LAN dimana dia berada kepada router B. Router B memperbaharui routing tablenya dengan tambahan informasi daripada data sebelumnya dan menerima routing update dari interface serial0 (S0). Sehingga router B menganggap interface serial 0 menjadi interface outgoing yang tepat untuk subnet 10.102.100.0. karena routing update berasal dari IP address 10.102.101.1, sehingga router B menganggap bahwa IP address merupakan IP address pada hop berikutnya.
Jika distance vector update tidak mengandung subnet mask seperti terlihat dalam gambar diatas, router B mengganggap bahwa router A juga menggunakan subnet mask yang sama dengan yang dimiliki router B. Andai saja router A mempunyai subnet mask yang berbeda dengan router B, maka bisa jadi router B akan melakukan asumsi yang salah dengan subnet mask. Dalam routing update ini tidak menyertakan subnet mask dalam informasinya, maka disebut sebagai classfull routing. Jadi jika subnet yang dikirim adalah class C maka dianggap bahwa default subnet masknya adalah 255.255.255.0. Classfull routing tidak support VLSM (variable length subnet mask).
Karakteristik RIP routing
Berikut ini adalah konsep dan karakteristik dari distance vector routing:
·       Routers selalu menambahkan langsung kepada routing table semua subnet yang bersentuhan langsung kepada router tersebut, walau tanpa routing protocol.
·       Router mengirim routing update keluar dari interface-interfacenya untuk meng-advertise route / jalur yang dia ketahui. Route ini meliputi route yang terhubung langsung dengannya maupun route yang dia pelajari dari router lainnya.
·       Router mendengarkan routing update dari tetangganya sehingga dia dapat mempelajari route-route baru.
·       Informasi routing berisi subnet dan metric. Metric mendefinisikan seberapa bagus suatu route, semakin kecil metricnya semakin bagus routenya.
·       Jika memungkinkan, router menggunakan broadcast atau multicast untuk mengirim routing update. Dengan menggunakan broadcast atau multicast, semua tetangga router akan menerima informasi routing update yang sama dalam sekali update saja.
·       Jika sebuah router mempelajari beberapa route dalam satu subnet yang sama, router akan memilih route terbaik berdasarkan metric (terendah)
·       Router secara periodic mengirim full update dan mengharapkan menerima update secara periodic juga dari router-router tetangganya.
·       Jika sebuah router gagal menerima update dari router tetangganya pada pereode waktu tertentu akan berakibat bahwa router tersebut akan menghapus route yang telah dipelajari sebelumnya dari router tetangganya.
·       Sebuah router berasumsi bahwa pada suatu route yang di advertise oleh router X, maka router pada hop berikutnya adalah router X.
RIP version 1 Routing
RIP menggunakan jumlah hop sebagai ukuran metric. Dalam arti, jika ada dua router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metric nya adalah 2 untuk subnet tersebut.

Dengan memahami gambar diagram diatas, metric router B untuk kedua subnet yang terhubung langsung dengan kedua subnet adalah 0 sebab tidak ada router diantara B dan kedua subnet tersebut alias kedua subnet terhubung langsung dengan interface router.
Lihat juga di router A, metric untuk subnet 172.101.100.0 adalah 0 karena subnet tersebut menempel langsung kepada router A. Sementara subnet 172.101.103.0 dipisahkan oleh router B, maka metric untuk subnet tersebut dilihat dari router A adalah 1.
Akhirnya pada router C, metric untuk subnet 172.101.103.0 adalah 2 karena ada dua router yang memisahkan subnet tersebut dilihat dari router C. dan untuk subnet 172.101.100.0 metricnya adalah 1 dilihat dari router C.
Berikut adalah daftar beberapa fitur dari RIP-1 routing dibanding dengan protocol routing lainnya:
·       Berdasarkan pada distance vector logic
·       Metric menggunakan jumlah hop router
·       Update routing secara full dikirim per 30 detik sekali
·       Waktu convergence memakan waktu sekitaran 3 sampai 5 menit
·       RIP merupakan protocol classfull karena dia tidak mendukung VLSM

RIP Version 2 Routing
RIP version 2 (RIP-2) routing mempunyai beberapa pengembangan dari protocol aslinya RIP. RIP-2 masih menggunakan logica distance vector, menggunakan jumlah hop untuk metric, mengirim full update secara periodic, dan juga butuh waktu convergence yang masih lama juga. Akan tetapi dibanding dengan RIP-1, RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state lainnya misal OSPF, EIGRP, yang menjadikannya menjadi protocol routing classless.

Fitur yang paling penting dalam perbandingan kedua RIP adalah bahwa RIP-2 mendukung VLSM sehingga menjadikannya classless protocol. RIP-1 sudah menjadi masa lalu, jadi jika anda menggunakan RIP – pastikan menggunakan RIP-2 yang lebih fungsional. Jika anda ingin menggunakan routing protocol standard yang umum dipakai sementara anda tidak mau repot dengan keruwetan link-state protocol, maka RIP-2 adalah pilihan yang tepat.

C.      Konfigurasi Router RIP pada Mikrotik
RIPv1
Contoh Konfigurasi untuk R1 adalah sebagai berikut :
 [admin@R1] > routing rip interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.10.0/24
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.3.0/24

Sedangkan konfigurasi untuk R2 adalah sebagai berikut :
 [admin@R2] > routing rip interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
[admin@R2] > routing rip network add network=192.168.3.0/24
[admin@R2] > routing rip network add network=192.168.20.0/24

RIPv2
Jika pada jaringan di atas akan menggunakan RIPv2 dengan menerapkan authentication maka perintah yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Contoh Konfigurasi untuk R1 adalah sebagai berikut :
 [admin@R1] > routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2 authentication=md5 authentication-key=greyhat
 [admin@R1] > routing rip network add network=192.168.10.0/24
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.3.0/24
 
 Untuk R2 :
[admin@R1] > routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2 authentication=md5 authentication-key=greyhat
 
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.20.0/24
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.3.0/24

D.      Tugas Pendahuluan
1.      Tuliskan perintah-perintah yang berkaitan dengan konfigurasi routing rip pada mikrotik!
2.      Apa yang membedakan tampilan pada tabel routing jika router tersebut di konfigurasi dengan protokol routing rip?
E.     Percobaan
1.      Siapkan peralatan yang diperlukan, sesuai dengan desain gambar jaringan yang diberikan
2.      Buat konfigurasi layout jaringan (topologi) sesuai desain.
3.      Siapkan masing-maing router dan konfigurasi secara teliti (gunakan metode dynamic routing rip) sesuai dengan pengalamatan yang diberikan.
4.      Uji hasil konfigurasi
5.      Dan laporkan hasilnya.











LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
RANCANG BANGUN JARINGAN 2

PRAKTIKUM KE-3
JUDUL
KONFIGURASI DYNAMIC ROUTING RIP DENGAN MIKROTIK
TANGGAL
28 September 2017
TUJUAN

KELOMPOK
 9
ANGGOTA
1. Marlina
2. Risma Gusmiarni
3. Wahyu Abdul Majid


1.      PENDAHULUAN
A.       Dynamic Routing
Dynamic routing adalah teknik jaringan yang menyediakan routing data yang optimal. Tidak seperti routing statis, routing dinamis memungkinkan router memilih jalur sesuai dengan perubahan tata letak jaringan real-time yang sebenarnya.
B.       Protokol Routing Distance Vector
RIP merupakan sebuah protokol routing distance vektor yang digunakan dalam ribuan jaringan diseluruh dunia.  Faktanya bahwa RIP merupakan protokol open standar dan mudah untuk diimplementasikan, membuatnya menarik bagi beberapa administrator jaringan.
Selain RIP, IGRP juga merupakan protokol routing distance vector.  Tidak seperti RIP, IGRP merupakan sebuah protokol hak milik cisco lebih dibandingkan protokol berbasis standar. IGRP juga sangat sederhana untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, IGRP merupakan sebuah protokol routing yang lebih kompleks dibandingkan RIP dan dapat menggunakan beberapa faktor untuk menentukan rute terbaik ke sebuah jaringan tujuan. Modul ini akan memperkenalkan konfigurasi dan pemecahan masalah IGRP.
a.      Upadate-update routing Distance Vector
Update-update tabel routing terjadi secara periodik atau ketika terjadi perubahan dalam sebuah jaringan protokol distance vektor.  Sama seperti proses discovery jaringan,

update-update perubahan topologi diproses secara sistematis dari router ke router. Algorithma distance vektor menghubungi setiap router untuk mengirim isi tabel routing ke setiap tetangganya yang terhubung lansung. Informasi tabel routing termasuk tentang harga total jalur (total path cost).  Harga jalur didefenisikan oleh metrik dan alamat logical dari router pertama pada jalur ke setiap jaringan dalam tabel.
b.      Distance vector routing loop issues
Routing loop dapat terjadi ketika tabel routing tidak konsisten atau tidak ter-update disebabkan oleh lambatnya konfergensi dalam perubahan jaringan.
c.       Mendefenisikan sebuah hitungan maksimum
Update yang invalid tentang Network 1 akan berlangsung berulang sampai beberapa proses lain menghentikan perulangan.  Kondisi ini, yang mana dikenal sebagai count to infinity (hitungan tak terhingga), mengulangi paket mengelilingi jaringan dalam penyangkalan fakta bahwa jaringan tujuan, yaitu Network 1, sedang down (mati). Selama router-router count to infinity, informasi yang invalid menyebabkan terjadinya sebuah routing loop.
Untuk mencegah routing loops ini berkepanjangan, protokol-protokol distance vector menentukan infinity (tak terhingga) menjadi sebuah bilangan maksimum.  Bilangan ini mengacu pada sebuah metrik routing, yang secara sederhana berupa hitungan hop (lompatan).
Dengan pendekatan ini, protokol routing mengijinkan routing loop untuk berlansung sampai metrik melampuai nilai maksimumnya yang diperbolehkan.  Gambar memperlihatkan nilai metrik adalah 16 hop.  Ini melampaui default distance vector maksimun yaitu 15 hop sehingga paket dibuang oleh router. Ketika nilai metrik melampaui nilai maksimum, Network 1 dianggap tidak dapat dicapai.
d.      Mengatasi routing loops melalui split-horizon
Beberapa routing loop terjadi ketika informasi yang tidak benar dikirimkan kembali ke sebuah router menyangkal informasi yang benar yang telah didistribusikan router sebelumnya. Split horizon mengurangi informasi routing yang tidak benar dan pembebanan routing.

Jika informasi tentang Network 1 datang dari router A, maka router B dan D tidak boleh menginformasikan tentang Network 1 ke router A.
e.       Route Poisoning
Route Poisoning (meracuni rute) digunakan oleh berbagai protokol-protokol distance vector untuk mengatasi routing loops yang luas dan menawarkan informasi secara detail ketika sebuah subnet atau jaringan tidak dapat diakses. Untuk menyelesaikan ini,  hitungan hop biasanya di set ke lebih 1 dari maksimum.
Satu cara untuk mencegah update yang tidak konsisten adalah route poisoning.  Ketika Network 5 dows, Router E akan mengatur sebuah distance yaitu 16 untuk Network 5 untuk meracuni route.  Ini mengindikasikan bahwa jaringan tidak dapat dicapai.
Ketika route diracuni, Router C tidak terpengaruh oleh update yang tidak benar tentang route ke Network 5. Setelah Router C menerima sebuah route poisoning dari Router E, ia mengirim sebuah update, yang disebut sebuah poison reverse, kembali ke Router E.  Ini untuk meyakinkan semua router-router dalam segmen telah menerima informasi route yang diracuni.
Ketika route poisoning digunakan dengan triggered update ia akan mepercepat waktu konvergensi karena router-router tetangga tidak perlu menuggu 30 detik sebelum mereka mengumumkan route yang diracuni.
f.        Mencegah Routing Loops dengan Trigerred Updates
Tabel-tabel routing baru dikirimkan ke router-router tetangga berdasarkan sebuah ketetapan.  Sebagai contoh, update RIP terjadi setiap 30 detik.  Bagaimanapun sebuah trigered update dikirim secepatnya dalam merespon terhadap beberapa perubahan dalam tabel routing. Router yang mendeteksi sebuah perubahan topologi secepatnya mengirim sebuah pesan update ke router-router yang berdekatan.  Router-router ini membangun triggered update untuk  memberitahukan perubahan kepada tetangga mereka.  Ketika sebuah route gagal, sebuah update dikirim secepatnya.  Trigered update, digunakan bersamaan dengan route poisoning, memastikan bahwa semua router mengetahui tentang kegagalan route sebelum holddown timer habis.
g.      Mencegah Routing Loops dengan Holddown Timers
1)      Ketika sebuah router menerima sebuah update dari tetangga, yang mengindikasikan bahwa jaringan yang sebelumnya dapat diakses saat ini tidak lagi dapat diakses,  router menandai route sebagai yang tidak dapat diakses dan memulai holddows timer.  Sebelum holddown timer habis, jika sebuah update diterima dari tetangga yang sama, yang mengindikasikan bahwa jaringan dapat diakses, router menandai jaringan sebagai yang dapat diakses dan membuang holddown timer.
2)      Jika sebuah update tiba dari router tetangga yang berbeda dengan sebuah metrik yang lebih baik untuk jaringan, router menandai jaringan sebagai yang dapat diakses dan membuang holddown timer.
3)      Jika sebuah update diterima dari sebuah router berbeda dengan sebuah metrik yang tinggi sebelum holddown timer habis, update akan diabaikan. Update ini diabaikan untuk memberikan waktu lebih bagi pegetahuan tentang sebuah perubahan yang mengacaukan untuk menyebar keseluruh jaringan.
h.      Proses Routing RIP
Versi dari standar open modern adalah RIP, yang kadangkala dikenal sebagai IP RIP, secara formal didetailkan dalam dua dokumen yang berbeda. Yang pertama dikenal sebagai Request for Comment (RFC) 1058 dan yang lain sebagai Internet Standard (STD) 56.
 RIP telah berevolusi dari tahun ke tahun dari sebuah Classful Routing Protocol, RIP Versi 1 (RIP v1), ke sebuah Classless Routing Protocol, RIP Versi 2 (RIP v2). RIP v2 meningkatkan beberapa hal berikut :
1.      Kemampuan untuk membawa paket tambahan informasi routing
2.      Mekanisme authentikasi ke update tabel yang aman
3.      Dukungan terhadap variable-length subnet mask (VLSM)
i.        Konfigursi RIP
Perintah router rip mengaktifkan RIP sebagai protokol routing.  Kemudian perintah network digunakan untuk memberitahukan ke router pada interface mana untuk menjalankan RIP.  RIP mengirim pesan routing-update pada interval yang tetap. Ketika sebuah router menerima sebuah update routing yang berisi perubahan untuk sebuah entri, ia mengupdate tabel routingnya untuk menggambarkan route baru. Nilai matrik yang diterima  untuk jalur ditambah dengan 1, dan interface sumber dari update diindikasikan sebagai next hop dalam tabel routing.  Router-router hanya mengelola route terbaik ke sebuah tujuan tetapi dapat mengelola beberapa jalur yang memiliki equal-cost (harga-yang sama) ke sebuah tujuan. 
Untuk mengaktifkan RIP, gunakan perintah-perintah berikut pada mode konfigurasi global :
1.      Router(config)#router rip – Mengaktifkan proses routing RIP
2.      Router(config)#network network-number –Menggabungkan sebuah jaringan dengan prosess routing RIP
j.        Menggunakan Perintah ip classless
Kadangkala sebuah router menerima paket-paket yang ditujukan untuk sebuah subnet dari sebuah network yang tidak diketahui yang memiliki subnet terhubung secara langsung. Gunakan perintah konfigurasi global ip classlessuntuk memerintahkan software IOS cisco untuk meneruskan paket-paket ini ke route supernet terbaik.  Sebuah router supernet merupakan sebuah route yang menangani  sebuah jangkauan subnet yang luas dengan sebuah entry tunggal.  Sebagai contoh, jika sebuah enterprise menggunakan keseluruhan subnet 10.10.0.0/16, kemudian sebuah route supernet untuk 10.10.10.0/24 akan menjadi 10.10.0.0/16.  Perintah ip classless telah diaktifkan secara default dalam software IOS cisco rilis 11.3 keatas. Untuk me-non-aktifkan fitur ini, gunakan bentuk noterhadap perintah ini.
C.       RIP Routing

2.      GAMBAR KERJA



3.      ALAT BAHAN
ALAT
BAHAN
1. PC 2 buah
2. Mikrotik 2 buah
3. Kabel UTP 2 buah
1. Winbox

4.      LANGKAH KERJA
Buka winbox. Kita konfigurasi terlebih dahulu IP Address. Seperti biasa saya menggunakan via terminal/CLI. Untuk IPnya beri :

172.160.0.17/16 (ether1),  192.168.17.1/24 (ether2) pada R1.
172.160.0.18/16 (ether1), 192.168.18.1/24 (ether2) pada R2.
Dengan perintah :


·         Konfigurasi R1 :
>ip address add addres=172.160.0.17/16 interface=ether1  
>ip address add address=192.168.17.1/24 interface=ether2
   
  
Konfigurasi table routing menggunakan protocol routing RIPv1 dengan menggunakan perintah :
>routing rip interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
>routing rip network add network 172.160.0.0/16
>routing rip network add network 192.168.17.0/24
  
·         Konfigurasi di R2
Langsung saja seperti diatas :
>ip address add addres=172.160.0.18/16 interface=ether1  
>ip address add address=192.168.18.1/24 interface=ether2
>routing rip interface add interface=ether1 send=v1 receive=v1
>routing rip network add network 172.160.0.0/16
>routing rip network add network 192.168.18.0/24
  
 PENGUJIAN
 Kita cek IP yang  sudah di routing tadi dengan menggunakan perintah :
>ip route print
Kita coba ping ke 192.168.30.2
  
Isi IP pada client. Buka Open Network and Sharing Center>Change Adapter Settings>klik kanan Local Area Connection>klik Properties>pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4)>isi secara manual, beri IP address 192.168.17.2 subnetmask 255.255.255.0 dan gateway 192.168.17.1



3.      KESIMPULAN
Jadi, dalam menghubungkan network yang berbeda pada proses routing, kita bisa menggunakan metoda dynamic routing dalam pemberian entry routing secara otomatis oleh protocol routing seperti RIP (Routing Information Protocol). Metoda ini dapat digunakan pada suatu network yang luas atau memiliki banyak host.